Alkisah, pada zaman dahulu,ada satu keluarga yang memiliki 3 orang anak perempuan yang sangat cantik. Anak yang tertua bernama Santagin, anak yang kedua bernama Sambaya dan anak yang ketiga bernama Nyai Hapu. Ketiga anak gadis ini dipingit (inguwu dalam bahasa dayak ngaju) dalam rumah dan dijaga oleh dayang-dayang. Kabar kecantikan Santagin terdengar sampai ke negeri kayangan. Terdapat seorang pemuda kayangan bernama Sahawung ingin sekali memperistri Santagin. Suatu ketika,di siang hari yang cerah. Tiba-tiba turun gerimis (hujan mandang). Santagin sangat ingin melihat hujan i
Astaga... Apakah yang ku alami pagi ini? Cuaca begitu cerah, alam begitu indah tersenyum ramah. Tadi,kupacu kuda besiku ke tempat kerja. Ditengah perjalanan,tiba-tiba melintas seekor biawak di depanku dengan santai,seolah mau berkata "mari,tangkaplah aku jika kau bisa". Gregetan rasa hati, kuhentikan motorku dan kuberanikan diri untuk menghampirinya. Eh, ternyata kakinya terluka tertusuk duri. Pantesan dia tak berdaya. Dengan perlahan kucabut duri itu dari kakinya. Nampak tersir at kaki yang kesakitan perlahan mulai bisa digerakan, dengan cekatan berlari ke semak belukar dan menghilang. Bersama hilangnya si biawak,tiba-tiba mataku terarah ke bekas rerumputan yg dilalui biawak itu. Terlihat suatu benda berkilauan. Semakin terpancar terang akibat pantulan matahari pagi. Perlahan namun pasti, kumendekati benda itu dan meraihnya. Ternyata sebuah cincin yang sangat indah. Ku liat ke kiri dan ke kanan, tak ada seorangpun yang melihatku mengambil cincin itu. Dalam hati bertan